Sebagai ibu rumah tangga, guru les privat, dan ibu dari satu anak, aku nggak bisa bilang hari-hariku selalu teratur. Kadang rasanya sibuk banget, tapi kalau ditanya “Hari ini produktif nggak?” aku malah bingung jawabnya.
Soalnya, dulu aku nganggep produktif itu harus kelihatan sibuk, banyak yang diselesain, punya hasil yang nyata.
Tapi makin ke sini, apalagi setelah punya anak, definisinya berubah.
Produktif Versiku Sekarang
1. Bisa masak dan anak makan dengan lahap, walaupun cuma lauk sederhana
2. Bisa nemenin anak main tanpa banyak ngeluh
3. Bisa nyicil nulis blog walau cuma 10 menit
4. Bisa nyuci, nyapu, nyetrika... ya walaupun nggak semuanya sekaligus 😅
Kadang cuma satu-dua hal yang berhasil dikerjain dalam sehari, tapi kalau dikerjain dengan niat dan hati tenang, itu udah cukup banget buat aku.
Rasa Cukup Buatku:
1. Anakku tidur nyenyak dan sehat
2. Rumah walau berantakan tapi masih terasa hanga
3. Suami pulang kerja dan bisa makan di rumah
4. Les jalan walau cuma beberapa murid
5. Aku bisa istirahat walau sebentar
Dan yang paling penting, bisa tetap dekat sama Allah walaupun sibuk.
Rasa cukup itu datang bukan karena semuanya lancar dan rapi, tapi karena aku belajar terima keadaan dan tetap bersyukur.
Nggak semua hari ideal.
Kadang ada yang rasanya chaos banget.
Tapi pelan-pelan aku belajar, bahwa produktif itu bukan soal seberapa banyak yang aku kerjakan, tapi seberapa ikhlas aku menjalaninya.
Dan cukup itu bukan berarti semua kebutuhan terpenuhi, tapi aku bisa tetap bersyukur dengan apa yang ada.
Semoga besok-besok bisa tetap semangat.
Yang penting, terus jalan. Terus niat baik. Terus belajar jadi ibu dan istri yang lebih sabar. 🤍
#Chaos= kekacauan
#JournalingDay13






