Senin, 07 Juli 2025

Pernah nggak sih aku terlalu keras ke diri sendiri atas nama "disiplin"? Jadinya terburu-buru dan nggak enjoy.




Pernah nggak sih, merasa terlalu keras sama diri sendiri atas nama "disiplin"? Aku pernah banget, dan ternyata efeknya lumayan berat. Awalnya niatnya baik: pengen jadi ibu yang teratur, produktif, rumah rapi, anak terurus, dan tetap bisa berkarya. Tapi lama-lama aku sadar, aku malah jadi:


 1. Terburu-buru dari satu aktivitas ke aktivitas lain


 2. Gampang marah kalau ada yang meleset dari rencana


 3. Nggak menikmati momen sederhana yang sebenarnya membahagiakan

Semua serba “harus”:

Harus bangun jam segini, harus nyuci sebelum siang, harus ngajarin anak hari ini, harus masak sendiri, harus disiplin…


Padahal ya… aku ini manusia. Emak-emak biasa. Bukan robot. Ada hari-hari lelah, ada hari-hari bosen, ada hari-hari yang mood-nya naik turun.


Belajar Disiplin dengan Hati 


Akhirnya aku belajar pelan-pelan, bahwa disiplin itu bukan berarti memaksa diri sampai habis-habisan. Disiplin juga bisa dijalani dengan hati yang tenang. Kita tetap jalan, tetap berusaha, tapi tahu kapan harus istirahat.


Karena kalau dijalani dengan terpaksa, yang ada justru:


1. Hasilnya nggak maksimal


2. Hatinya capek


3. Anak pun bisa ikut kena imbasnya


Nggak Apa-Apa Pelan 

Sekarang, aku coba lebih berteman sama waktu. Kalau hari ini belum bisa nyentuh semua target, nggak apa-apa. Yang penting tetap jalan, meskipun pelan. Kadang lebih baik slow but alive daripada cepat tapi kosong dan hampa.


Untuk Emak yang Lagi Capek... 


Kalau kamu juga lagi ngerasa keras banget sama diri sendiri, boleh kok pelan. Boleh kok bilang ke diri sendiri:


“Terima kasih ya, sudah berjuang sejauh ini. Nggak apa-apa kalau nggak sempurna. Aku cukup. Allah tahu usahaku.”


Kita nggak harus jadi ibu yang perfect, cukup jadi ibu yang mau belajar dan terus berusaha. Dengan hati yang tenang dan langkah yang perlahan, insyaAllah kita bisa jadi lebih baik. 🌷



Tidak ada komentar:

Posting Komentar