Harapanku di bulan Juni ini, aku bisa lebih berusaha menjadi seorang ibu yang diberi kesabaran dalam menerima takdir yang telah Allah tetapkan. Aku ingin kembali menumbuhkan rasa syukur, yang mungkin sempat lalai selama bulan Mei. Mungkin ini cara Allah memanggilku untuk kembali, agar aku mampu menerima setiap untaian ujian dan rezeki yang datang.
Aku bangga pada diriku. Alhamdulillah, aku dipertemukan dengan partner hidup yang satu frekuensi yang Allah hadirkan agar aku tumbuh, agar aku berhenti menjadi pribadi yang selalu merasa tidak enakan, dan berhenti membandingkan hidupku dengan orang lain. Karena aku sadar, setiap orang punya takaran rezekinya masing-masing dari Allah.
Aku juga sedang belajar untuk lebih berani berkata "tidak", daripada terus dihantui rasa bersalah yang tidak perlu.
Allah yang menjadikanku sekuat ini. Aku seorang ambivert, yang senang menyenangkan orang lain, tapi kadang melupakan diri sendiri. Kadang, itu menjadi beban. Kadang, itu membuatku overthinking.
Tapi aku ingin lebih dewasa dalam mengayomi bahtera rumah tangga. Aku ingin lebih memilih untuk memaafkan, dari pada membiarkan sesak tinggal di dada.
Aamiin yaa Rabbal’alamin 🤍
Kalimatmu penuh harap dan semangat yang indah. Jika kamu ingin, berikut ini versi yang bisa jadi penutup dari tulisanmu sebelumnya—lebih puitis dan menyatu dengan nuansa reflektifnya:
Terus berbenah setiap harinya,
Belajar dari hari kemarin tanpa terus menyalahkan diri.
Menjadi manusia yang beruntung, bukan karena segalanya mudah,
Tapi karena hatinya terus dilatih untuk sabar, ikhlas, dan bersyukur.
Aamiin yaa Rabbal’alamin. 💞
#Day6JounalingChallange
Tidak ada komentar:
Posting Komentar