Ada bahagia, tapi juga terselip sedih.
Aku sudah berusaha bersikap baik, tersenyum, dan ramah… tapi tetap saja diabaikan.
Rasanya? Sakit.
Apalagi badan juga sedang kurang fit, kepala pusing karena sedang puasa tapi kurang minum.
Tapi qadarullah, aku belajar untuk tetap tenang, cuek dalam batas sewajarnya, dan ikhlas. Mungkin orang yang mengabaikanku sedang banyak hal yang dipikirkan.
Dari pada larut dalam rasa sedih, aku memilih untuk menguatkan hati.
Karena aku percaya, Allah selalu tahu isi hati hamba-Nya.
Alhamdulillah...
Allah tidak membiarkanku sendirian.
Ada anakku yang selalu hadir dengan senyum dan tingkah lucunya. Dia adalah pelipur lara, penyejuk hati yang Allah titipkan padaku. Masyaa Allah… betapa beruntungnya aku. π₯Ίπ
Sedihku perlahan sembuh karena kehadirannya.
Dan aku kembali mengingat janji Allah:
“Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)
Kalimat itu menguatkanku.
Semangat terus, wahai diriku...
Bertahanlah.
Karena bukan kekuatanku yang membuatku tegar, tapi Allah-lah yang memampukanku.
Terus bersyukur, terus introspeksi diri, terus berbuat baik...
Meskipun kadang tidak dihargai, atau bahkan dicuekin.
Karena kebaikan itu urusan antara aku dan Allah, bukan tentang respon orang lain.
Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih menjagaku dalam iman dan sabar. πΏ
#Day3JournalingChallenge
Tidak ada komentar:
Posting Komentar