Senin, 28 Juli 2025

Dari Kerudung, Keluarga, Sampai Pelukan: Percakapan Kecil Penuh Makna dengan Afnan



Dari Kerudung, Keluarga, Sampai Pelukan: Percakapan Kecil Penuh Makna dengan Afnan


Akhir-akhir ini, Afnan solihah mulai banyak bertanya.

Bukan lagi soal warna, mainan, atau rasa makanan. Tapi pertanyaannya mulai naik kelas… ke topik keluarga, hubungan, dan bahkan hukum syar’i.

MasyaaAllah.

Bulan lalu, adiknya suami (Afnan panggil Mang Mul) nginep di rumah.

Mereka akrab banget. Main bareng, jalan-jalan, disuapin juga.

Di sela momen itu, Afnan nanya ke aku,

"Umma, kenapa pake kerudung terus?

Aku jawab: "Kan ada Mang Mul." Buka aja, Ma... gapapa."

Aku sempat senyum dan tenangin Afnan.

Lalu, dijelaskan oleh Abuy-nya dengan lembut:

"Mang Mul itu bukan mahram Neng sayangku. Jadi umma gak boleh buka kerudung di depan Mang Mul. Kalau sama sesama perempuan, atau sama kakak dan adik kandung Umma, baru boleh."

Lalu kami tanya balik,

"Paham Neng?"

Dan Afnan jawab:

"Paham, Abuy."

Sambil manggut-manggut, dan gak nanya lagi. MasyaaAllah…

Beberapa hari kemudian, aku cerita ke Afnan bahwa adikku, Bi Aca, mau nginep dua hari.

Afnan udah kenal, sering video call dan sering ketemu, tapi dia tetap nanya,

Bi Aca itu siapa?"

Aku jawab:

"Adiknya Umma. Sama kayak Mang Aden, itu juga adiknya Umma."

Lalu dia lanjut:

Umma punya kakak nggak?"

Aku jawab sambil sebutin satu-satu:

"Punya. Ada Wa Imi, Wa Umi, Wa Igun, Wa Yayu, Wa Eka. Banyak ya kakak Umma?"

Aku juga jelaskan:

"Abah dan Amih punya sembilan anak. Alhamdulillah, Umma anak ke tujuh dari sembilan bersaudara."

Afnan pun mengangguk dan bilang,

"Ooh gitu maa…"

Gak lama, dia nanya lagi:

"Kalau Wa Bunda itu kakaknya Umma juga?"

Aku jawab:

"Wa Bunda itu bukan kakak kandung Umma. Tapi dia istrinya Wa Igun, kayak Umma itu istrinya Abuy."

"Fahimtum?"

Dan dengan gaya khasnya, Afnan menjawab:

"Fahimna." 😄


Sampai akhirnya aku jelaskan satu per satu pasangan dari kakak-kakakku dan anak-anak mereka juga. Karena kalau gak dijelaskan, dia bisa lanjut nanya terus, hehe.


Ada satu momen lain yang bikin aku tarik napas panjang, tapi tetap harus dijawab dengan bijak.

Suatu malam, aku baru selesai sholat Maghrib.

Tiba-tiba Afnan senyum-senyum sendiri sambil nonton TV.

Aku tanya, dan dia menjawab dengan polos:

"Umma, itu pelukan ya?"

Aku tengok TV... ternyata lagi tayang sinetron. Ada adegan suami istri pelukan, dan si istri sedang hamil.

Dalam hati, sempat mikir, "Duh, kenapa tadi Abuy gak langsung ganti channel…"

Padahal Abuy-nya lagi di kamar mandi 😅

Akhirnya aku jawab pelan:

"Iya, itu pelukan tanda sayang. Kayak waktu Umma sama Abuy pelukan waktu Umma lagi hamil Neng. Karena sayang."

Afnan jawab,

"Ooh gitu ya maa…"

Dan selesai. Dia ngajakin ummanya main. 

MasyaaAllah, Afnan...


Aku bersyukur bisa membersamai masa tumbuhmu yang penuh rasa ingin tahu ini.

Tiap pertanyaan, meski sederhana, adalah pintu belajar yang luar biasa.

Buatku sebagai orang tua, ini jadi tantangan sekaligus hadiah.

Karena menjawab rasa ingin tahu anak bukan sekadar memberi informasi… tapi menanamkan nilai, membangun pemahaman, dan memperkenalkan anak pada syariat dan cinta keluarga.


Semoga Umma dan Abuy diberi kemampuan untuk terus mendampingi dengan lembut, jujur, dan penuh kasih.

Dan semoga Afnan tumbuh menjadi anak yang berilmu, beradab, dan beriman.

Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.



AFNAN FARHA 3 TAHUN 3 BULAN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar