Apa yang Paling Aku Takutin Sekarang?
Kalau ditanya apa yang paling aku takutin sekarang, jawabannya ternyata bukan hal-hal besar seperti bencana, atau berita-berita di luar sana. Justru yang paling bikin aku takut adalah hal-hal sederhana yang ada di sekitar kehidupanku sehari-hari.
Aku takut… nggak bisa mendampingi anakku dengan baik.
Kadang suka muncul pikiran, "Aku udah cukup sabar belum? Aku udah hadir sepenuhnya belum untuk anakku?" Aku takut dia merasa sendiri atau nggak dapat perhatian yang layak. Aku sadar banget jadi ibu itu nggak gampang, apalagi harus bagi waktu antara rumah, ngajar, dan urusan lainnya. Ditambah kalau lihat anak lain yang cepat banget perkembangannya, dan membentuk karakter serta adabnya itu kadang rasa khawatir itu makin besar: "Nanti anakku gimana ya?"
Aku juga takut… mengecewakan suami dan keluarga.
Sebagai istri, rasanya selalu pengen jadi yang terbaik buat pasangan. Tapi kenyataannya, capek, marahan kecil, atau komunikasi yang kurang hangat itu sering terjadi. Kadang aku mikir, "Aku udah jadi istri sholehah belum ya? Udah cukup belum bahagiain dia?"
Dan yang nggak kalah besar, aku takut… masa depan terasa berat.
Entah itu soal ekonomi, tempat tinggal, pendidikan anak, sampai kesehatan. Pikiran suka tiba-tiba muncul, Kalau aku sakit, siapa yang ngurus keluarga? Belum lagi kalau tanpa sadar membandingkan diri dengan orang lain, rasanya jadi makin was-was. Astagfirullah selalu tiba-tiba muncul bisikan itu.
"Ya Allah, cukupkanlah aku dengan yang halal dari-Mu, jauhkan aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari selain-Mu."
(HR. At-Tirmidzi, hasan)
Tapi di balik semua rasa takut itu, aku sadar… justru karena aku sayang sama keluargaku, maka aku jadi takut kehilangan, takut gagal, dan takut nggak bisa mendampingi mereka.
Mungkin kuncinya bukan menghilangkan rasa takut, tapi belajar untuk tetap berjalan meski dengan rasa takut itu. Karena selama masih ada Allah yang jadi sandaran, insyaAllah semua bisa dilewati, sedikit demi sedikit. 🌸

Tidak ada komentar:
Posting Komentar