Minggu, 03 Agustus 2025

Kalau aku bisa mengekspresikan diri tanpa takut dinilai, aku pengen ngelakuin apa?


Aku tipe orang yang lebih sering memendam, tapi aku suka cerita sama suamiku yang selalu  mendengarkan keluh kesahku, walaupun sambil nonton atau main hp. bukan karena nggak punya suara, tapi karena terlalu banyak hal yang ingin disampaikan, dan bingung mulai dari mana.


Kadang aku pengen cerita, tapi pikiranku cepat membisik, "Nggak usah. Ga terlalu penting. "

Kadang aku pengen jujur, tapi mulutku tertahan, "Sudahlah. Nggak semua harus tahu."

Padahal di dalam, hatiku ribut sendiri.


Kalau aku nggak takut dinilai, aku mungkin akan lebih sering bilang... 

"Aku sedang tidak baik-baik saja, tapi aku sedang belajar menerima."

"Aku sayang, tapi nggak selalu bisa nunjukin."

"Aku butuh ruang, tapi bukan berarti menolak kehadiran."


Aku introvert, kadang jadi ambivert. Kadang terlalu banyak hal yang hanya bisa aku selesaikan dalam diam. Kadang butuh jeda dari keramaian, bahkan dari percakapan. Bukan karena nggak peduli, tapi justru karena semuanya terasa terlalu dalam buatku.


Tapi meski diam, hatiku tetap ingin dekat. Terutama… dekat dengan Allah.


"Sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan doa orang yang berdoa ketika ia berdoa kepada-Ku."

(QS. Al-Baqarah: 186)


Itu ayat yang sering banget bikin aku merasa tenang. Bahwa meski aku nggak pandai berkata-kata, Allah tetap mendengarkan bisikan hati yang paling lirih.


Aku nggak harus selalu kuat di depan orang. Nggak harus selalu menjelaskan semuanya. Karena Allah Maha Tahu, bahkan saat aku sendiri belum tahu cara mengungkapkannya.


Kalau kamu juga tipe yang lebih banyak mikir daripada ngomong, lebih nyaman di balik layar daripada di tengah keramaian… kamu nggak sendiri.


Kita sedang belajar hal yang sama... 

Berani jujur, meski pelan-pelan.

Berani terbuka, walau hanya sedikit.

Dan yang paling penting, berani datang pada Allah, dengan versi kita yang paling sunyi.



#JournalingDay3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar