Kalau aku jawab apa adanya, ya suamiku.
Bukan karena semua yang dia lakukan selalu manis dan mulus, kadang kami juga berbeda pendapat, kadang aku capek, kadang dia lelah. Tapi entah bagaimana, caranya bersikap, pilihan kata-katanya, bahkan diamnya, ikut membentuk caraku memandang hidup.
Dia yang tiap hari aku lihat mukanya, dia yang sering aku tanya dulu sebelum ambil keputusan. Kadang bikin gemes, kadang bikin hati adem. Kalau lagi capek, dia bisa jadi tempat bersandar, walau kadang cuma duduk bareng sambil diam.
Pengaruhnya? alhamdulillah lebih banyak positifnya. Dia sering ingetin aku buat sabar, buat nggak keburu-buru marah, dan buat inget kalau semua ini titipan Allah. Kalau aku mulai overthinking, dia biasanya cuma bilang, "Udah, serahin sama Allah," dan entah kenapa langsung agak plong. Dan dia ingetin kalau kita semua pasti akan mati entah aku duluan atau suamiku janganlah sampai sedih berlarut-larut karena itu semua hanya titipan, kekal selamanya hanya di akhirat semoga kita dipertemukan kelak di Jannah Allah.
Aku bersyukur Allah jadikan dia suamiku didunia. Makanya, aku juga harus jaga diri biar bisa jadi penolong dia, bukan malah jadi beban. Karena hidup ini singkat, dan aku nggak mau habis waktuku cuma buat hal yang nggak Allah ridhoi.
Aku tahu, nggak semua orang yang dekat sama kita membawa pengaruh positif. Itu sebabnya aku sering berdoa, semoga Allah jaga lingkaran terdekatku tetap diisi orang-orang yang menguatkan iman. Karena kalau sampai hatiku lebih banyak diwarnai oleh pengaruh yang buruk, aku takut, takut kehilangan arah.
Kata Allah dalam QS. Al-Furqan ayat 27-28, nanti di hari kiamat akan ada orang yang menyesal karena salah memilih teman dekat. Aku nggak mau sampai ada penyesalan seperti itu. Semoga pengaruh terbesar dalam hidupku, sampai kapanpun, selalu membawa aku mendekat pada-Nya.
#JournalingDay11

Tidak ada komentar:
Posting Komentar